Saat ASA menangis


Tadi pagi saat berangkat ke kantor, anakku menangis. Biasanya nggak pernah seperti itu, apalagi kalau sudah “disuap” dengan naik bum-bum (motor bututku) keliling komplek.
Entahlah, hatiku terasa miris, rasanya sedih ketika dia menangis ditinggal kedua orangtuanya untuk mencari sepiring “berlian”. Sedih karena aku belum mampu untuk “mandiri” dan masih harus diperkuat oleh istriku untuk menafkahi keluargaku

Advertisement

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: