Apakah Benar Hakim Dicintai?
Benarkah demikian? karena kalau melihat wawancara yang dilakukan oleh Hukum Online rasa-rasanya mungkin benar. Tapi menurutku hakim disorot bukan karena hakim dicintai, tetapi lebih karena hakim merupakan “wakil Tuhan” yang bisa salah. Salahnya bisa karena sebab-sebab lain seperti pertimbangan hukum kurang matang, akan tetapi akan lebih parah dampaknya apabila karena hakim mudah disuap.
Tulisan Sebastian Pompe tentang runtuhnya Mahkamah Agung bisa menjadi hal yang menarik untuk dikaji. Karena kolapsnya dunia hukum di Indonesia sudah dimulai sejak 1970-an. Nah tentunya hakim sebagai penegak hukum paling strategis harus siap untuk diawasi karena kalau tidak, bukan karena dicintai tetapi karena hakim lebih mirip “Tuhan” di bumi yang bisa menentukan hidup matinya seseorang (apalagi hidup matinya masyarakat miskin). Masalahnya Tuhan kan tidak mungkin bisa disuap akan tetapi “hakim” mungkin bisa disuap. Jadi harus diawasi!
yang pasti HAKIM masih di cintai istri dan anak2nya hehehe
betul bu
Siapa bilang Tuhan tidak bisa disuap? Coba dari sejak jaman kapak, manusia selalu memuji-muji dewa atau tuhannya. Buat apa? Itu dilakukan demi mendapat berkah dari Tuhan. Coba kalau kita telantarkan, kita hujat tuhan, dia pasti murka dan mengetok palu hakimnya untuk menyengsarakan kehidupan kita. Kita diberi azab. JAdi kita perlu menyuap tuhan dengan puji-pujian, dengan pengharapan-pengharapan, dengan penghormatan, agar hidup kita direstui di dunia. Jadi, siapa bilang cuma hakim yang bisa disuap? Tuhan saja butuh disuap….
Karena punya kekuasaan absolut, bukankah Lord Acton jauh hari bilang Power tends to corrupt, absolute power corrupt absolutely.
Solusinya, benar juga kata Anggara, kekuasaan mesti diawasi dan dikontrol.
Pertanyaannya, siapa dunk yang harus mengawasi Tuhan?