Menteri Kesehatan dan Kasus Susu Bayi
Menarik untuk mengamati perkembangan kasus susu formula untuk bayi yang berdasarkan hasil riset FKH IPB telah tercemar oleh suatu bakteri. Menteri Kesehatan pun lebih memilih diam dan mengkritik lembaga melakukan penelitian ketimbang memberikan penjelasan resmi mengenai rumors yang beredar dan meresahkan masyarkat.
Menteri Kesehatan bahkan dalam media disebutkan tidak akan menyebutkan produk susu formula bayi mana yang sudah terbukti tercemar. Saya prihatin dengan sikap Menteri Kesehatan yang berani menentang WHO tetapi memilih untuk mempertahankan kesehatan modal dari para produsen susu formula ketimbang mempertahankan kesehatan bagi masyarakat luas dan para calon pemimpin negara ini.
Sikap ini jelas mentalitas pejabat negara yang tidak mau menghormati hak asasi manusia terutama hak atas informasi, hak atas perlindungan dan keamanan pribadi, hak atas kesehatan, dan hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama di muka hukum.
Kalau sudah begini, apa yang harus dilakukan? Saya hanya ingin mengutip kalimat salah satu sastrawan Marxists Indonesia “Hanya ada satu kata, LAWAN!”
setuju…. lawannnn!!! (tapi gimana caranya???)
tiga hari yang lalu anakku yang paling kecil (aku punya 4 anak) muntah2, aku bawa ke dokternya: kalo nanti diare berarti muntaber… 😦
tadi malem anakku yang nomor 3 muntah2 (beneran muntaber nih kayaknya). istriku bilang: apa karena susu ya, soalnya (biar ngirit) susu formula adiknya yang udah tinggal dikit dikasiin ke dia (katanya kan kalo dus/kaleng yg udah dibuka harus dihabiskan dalam waktu 2 minggu).
mungkin juga KARENA SUSU yang mengandung bakteri itu… wong serumah: cuman dua yang kena, dan dua2nya mengkonsumsi susu itu (Nutrilon 3).
(-) waaa… mungkin itu karena mereka lebih kecil sehingga daya tahannya masih rentan…
(+) thats not the point, the point is “Bu Supari ngomongo sing endi susu sing keno bakteri!!!!!!”
@arwan
terima kasih atas info dan komentanya pak, saya turut prihatin dengan kasus anak bapak