Renungan Ramadhan
Ini adalah percakapan khayal yang diperankan oleh aku (A) dan diriku (D) tentang banyak hal dari harapan, cita-cita, dan lain sebagainya…
Dan kali ini belum bisa diselesaikan masih dalam bentuk words, rencananya akan dibuat serial, siapa tahu ada produser tv/film yang tertarik
Di suatu sore, ditengah taman kota yang indah, terletak di pinggiran Jakarta
(A): erhm lagi apa nih…?
(D): kenapa memangnya, dirimu lagi apa…?
(A): Biasa, lagi merenung
(D): Kenapa merenung, gini hari masih merenung
(A): erhm, hanya itu sih yang nggak bayar di negeri ini
(D): Jangan begitu, ada apa sih, sepertinya ada sesuatu yang berat di pikiranmu
(A): Nggak sih, nggak ada
(D): Yang bener
(A): erhm, cuma
(D): Cuma apa, katanya nggak ada
(A): Aku bingung nih, sampai sekarang nggak ada berita dari PERADI
(D): PERADI itu apa sih, aku nggak ngerti
(A): Perhimpunan Advokat Indonesia, organisasi profesi advokat
(D): Kenapa memangnya
(A): Suratku nggak ditanggapi
(D): Belum ada tanggapan mungkin, jangan berburuk sangka loh
(A): Mungkin juga, cuma menurutku, ini terlampau lama
(D): Soal apa sih
(A): Ini soal peraturan magang calon advokat, aku sudah berusaha memenuhi syarat administratif untuk memenuhi ketentuan peralihan di peraturan magang tersebut, cuma belum ada jawabannya
(D): Ya ditunggu saja, di peraturannya bagaimana
(A): Katanya sih diverifikasi dulu
(D): Lalu pemberitahuan verifikasinya kapan
(A): Ya itu dia nggak jelas
(D): Kamu dah tanya
(A): Sudah, katanya sih akan diberitahukan setelah diverifikasi, cuma kapan, nggak jelas soalnya
(D): Erhm, mestinya mereka lebih profesional yaa dibanding waktu ditangani oleh PT/MA
(A): Iya
(D): Kalaupun verifikasinya rahasia, mestinya sih batas waktu pemberitahuannya ada, seperti verifikasi parpol kalau mau ikut pemilu
(A): Iya sih
(D): Lalu gimana
(A): Ya nggak gimana-gimana, paling menunggu dan menunggu
(D): Memangnya kamu mau jadi advokat
(A): Iya
(D): Waaaks
(A): Kenapa
(D): Buatmu advokat itu cara atau tujuan
(A): Ya dua-duanya
(D): Mana bisa
(A): Ya bisa dong kenapa nggak
(D): Btw kenapa sih tertarik sama hukum dan dunia hukum, aku boleh tahu
(A): Nggak tahu yaa, aku tertarik dari mulai SMU sih, aku sudah bertekat untuk masuk ke fakultas hukum
(D): Waaks, tetapi kamu kan nggak terjun di dunia itu
(A): Terjun
(D): Nggak mungkin kaleee, yang namanya orang hukum itu wangi, rapi, dan keren. Lihat dirimu, kusam dan kucel he…he…he…
(A): Kurang ajar nih
(D): Loh iya kan, lihat sama kelompok advokat macam ruhut sitompul, juan felix, todung mulya lubis, de el el, kan wangi, rapi, dan keren kan. Kalau kamu, heemm, orang juga males kali pake jasa kamu
(A): Wah makin ngaco
(D): Ini bukti, kan kamu malah kerja di dunia LSM, bukan di dunia profesi hukum dari pertama malah
(A): Apa hubungannya
(D): Ada dan sangat berhubungan
(A): Apa coba
(D): Ya itu tadi, kamu kebayakan kerja di LSM bukan di dunia profesi hukum
(A): Nggak juga, aku sempat juga kerja di pabrik
(D): Iya, tapi cuma sekali, yang dua kan di LSM, cuma 3 bulan lagi
(A): Habis, jauh banget boo
(D): wakakakakakakak
(A): Dah Maghrib nih, mau buka dimana
(D): Di ten to ten aja
(A): Ngaco itu kan cuma ada di Bandung
(D): 😀
(A): Dasar gila
(D): Di situ aja, makan yang enak, besok kita lanjutkan lagi ya bincang-bincangnya
(A): Kalau aku ada waktu yaa
(D): Okie
Wakkss.. .betul2.. orang hukum pada wangi n bersih.. ga usah jauh2.. dosen aku orangnya ganteng, wangi, masih muda.. kece lagi :p plajaran dia, pasti ditunggu2 deh.. 😀