Makar dan Kasus Pengibaran Bendera RMS


Dalam kasus pengibaran bendera RMS di Maluku yang berkibar di hadapan rombongan Presiden, saya jadi tergelitik untuk menuliskan sesuatu tentu dari sisi hukum. Ada pertanyaan besar dalam kepala saya yaitu apakah pengibaran bendera itu termasuk dalam kejahatan makar dan jika iya lalu bagaimana dengan penerapan atau penegakkan hukumnya?

Makar pada konteks kasus ini dalam KUHP di atur dalam Pasal 106 yang menyatakan bahwa

“Makar dengan maksud supaya seluruh atau sebagian wilayah negara jatuh ke tangan musuh atau memisahkan sebagian wilayah negara dari yang lain, diancam dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun. (KUHP 41, 35, 87, 1 10, 128, 130 dst., 140, 164 dst.)”

Dalam kasus ini ada hal yang diperhatikan yaitu kalimat “makar dengan maksud” artinya perbuatan makar tersebut harus direncanakan setidak-tidaknya dipersiapkan. Meski perumusan delik ini adalah delik formil oleh karenanya makar dalam konteks ini bersifat karet karena tidak ada unsur penjelasan apakah makar ini dilakukan dengan upaya kekerasan atau dilakukan dengan damai atau melalui mekanisme demokratis (lihat kasus Timor Leste). Jika dilihat pada konteks KUHP ini dibuat maka makar yang dimaksud dalam Pasal 106 ini dilakukan dengan cara kekerasan.

Dalam kasus pengibaran bendera RMS jelas sulit dikualifikasi perbuatan yang dilakukan oleh sekelompok penari tersebut adalah makar dengan alasan: (1) tidak cukup terang apakah ada ancaman nyata dengan pengibaran bendera tersebut akan membuat terpisahnya Maluku Selatan menjadi negara sendiri, (2) bendera tidak selalu harus diposisikan sebagai simbol negara, bendera bisa berarti simbol kultural ataupun simbol apapun dalam kasus ini Aceh dan Papua berhak menggunakan bendera sendiri sebagai simbol kulturalnya, (3) tidak cukup terang setidaknya pada saat itu, bahwa akan terjadi tindak kekerasan yang berakibat terpisahnya sebagian Maluku dari Indonesia.

Ketentuan Pasal 106 KUHP adalah rumusan yang tidak dapat didefinisikan dengan baik, jika kita melihat berbagai putusan Pengadilan berkaitan dengan penerapan pasal ini, maka tidak ada satupun putusan pengadilan yang memberikan definisi tentang makar dengan maksud memisahkan sebagian wilayah Indonesia tersebut. Ketentuan ini jelas harus diberikan penafsiran, kapan dan dimana seseorang dapat dinyatakan sebagai perbuatan makar.

Rumusan pasal seperti ini rentan akan terjadinya bias penegakkan hukum, karena tafsir akan makar akan sangat ditentukan oleh penguasa dan berpotensi besar disalahgunakan dalam merespon tuntutan rakyat akan ketidak-adilan

Advertisement
42 comments
  1. peyek said:

    heran!, serasa mereka kebakaran jenggot, langsung ambil sikap tegas dan segera, tapi kenapa dengan korban lumpur kok santai-santai aja

  2. sjafri mangkuprawira said:

    Peristiwa itu mengingatkan kita pada fenomena ditembaknya Anwar Sadat ,presiden Mesir,1973 hingga tewas oleh tentaranya sendiri ketika aubade angkatan bersenjata berlangsung.Sistem koordinasi keamanan upacara hari keluarga nasional yang lemah menjadi biang timbulnya tragedi tarian itu….
    salam

  3. anggara said:

    @ Suara rakyat, peyek, dan pak sjafri

    memang dari sisi keamanan, petugas paspampres itulah yang salah, dari sisi pengibaran bendera sebenarnya itu adalah bagian dari kebebasan berpendapat dan berekspresi yang dijamin oleh UUD kita

  4. calupict said:

    Kalau yang ngibarin bendera nyari asylum, gw rasa kemungkinan dapetnya gede. Soalnya kejahatannya kejahatan politik.

    Ngibarin bendera menurut gw lebih ke masalah dignity negara.

  5. oRiDo said:

    jgn biarin indonesia terpecah belah *lagi*…

  6. anggara said:

    @nenda
    masak sih gitu aja jadi masalah

    @orido
    Jangan biarkan mungkin, bukan biarin kan

  7. g bisa kasi komentar banyak ttg masalah makar atau tidak, yang pingin saya komentari adalah masalah kenapa kok bisa kecolongan??? piye ki?

  8. anggara said:

    @sandynata
    mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang pak….:)

  9. ngono wae ko bingung tho le
    wis men wae
    mengka ra ilang dewe

    rooming……..
    hahahahaaaaaaaaa

    udah urus perut dulu
    yang buncit dikecilin
    yang kecil ya biar aja

  10. Nayz said:

    sopo sing salah seleh…

  11. calupict said:

    Dignity kan sesuatu yang abstrak namun penting bagi negara. Gimana yaa, lebih ke masalah harga diri pemerintah aja, baik di luar maupun dalam negeri. Kok kesannya Indonesia enggak bersatu.

  12. Yari NK said:

    Saya jadi ingat kebesarahan hati pemerintah Canada (salah satu negara di Amerika Utara) yang sudah 2 kali memberikan referendum kepada Québec, provinsinya yang berbahasa Perancis apakah ingin merdeka atau tidak, di tahun 1980 dan 1995. Pemerintah Canada mungkin memandang bahwa kemerdekaan adalah hak yang paling asasi lebih dari konstitusinya (UUD) sendiri! Butuh jiwa yang sangat besar dan dewasa untuk mempunyai pandangan seperti itu! Tapi saya sadar Indonesia berbeda dengan Canada (dalam banyak hal!). Maluku selama bergabung dengan NKRI boleh dikatakan sebagai daerah yang pembangunannya ‘tertinggal’. Sementara Québec selama bergabung dengan Canada berkembang menjadi provinsi nomer 2 termakmur di Canada setelah Ontario. Canada sendiri sebagai sebuah negara patut bangga karena Human Development Index-nya (HDR) nya lebih tinggi daripada Jepang dan tetangganya yang raksasa, Amerika Serikat! Sehingga orang Québec mungkin berfikir jika mereka merdeka dari Canada, derajad kemakmuran mereka bisa menurun. Inilah yang menyebabkan hasil referendum mengatakan bahwa lebih banyak orang Québec yang tetap ingin bergabung dengan Canada meskipun dengan margin yang sangat tipis! Mereka bangga menjadi bagian dari Canada yang telah memakmurkan mereka! Contoh lain kebanggaan spt ini adalah Hawaii negara bagian ke-50 AS yang berupa kepulauan kecil di tengah2 lautan Pasifik. Kepulauan yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan sejarah kemerdekaan Amerika ini, dengan senang hati menjadi negara bagian AS ke-50 pada tahun 1959. Hasilnya? Hawaii kini menjadi kepulauan termakmur di lautan Pasifik! (Bandingkan dengan kepulauan2 lainnya yang merdeka seperti: Fiji, Samoa, Palau, dll.!). Sehingga di Hawaii tak ada seorangpun yang menyuarakan kemerdekaan. Mereka bangga menjadi orang Amerika dan menjadi bagian dari AS. Sekarang apakah orang Maluku Selatan benar-benar bangga menjadi orang Indonesia?? Tanya aja sendiri !!! Emang gue pikirin! 😛 😀

  13. Yari NK said:

    ooops ralat sedikit di sana tertulis “Saya jadi ingat kebesarahan hati pemerintah Canada…..”, seharusnya: Saya jadi ingat kebesaran hati pemerintah Canada….. Hehehehe….. to err is human.

  14. wku said:

    wah emang ribet kalo dianalisis… tapi bandingkan saja protokoler saat Zidane main bola di istana, malahan lebih longgar dan kaco… mosok ada tamu dibiarin pake celana jins dan main tendang-tendangan di depan presiden… haha…

  15. anggara said:

    @bagussugiarto
    betul, gitu aja koq repot

    @nayz
    nggak ada yang salah

    @nenda
    masa sih, harga diri lebih penting, bukannya pemerintah kita telah menjual negara ini ke IMF dan world bank?

    @yari
    sepakat

    @wku
    soale itu tamu istimewa

  16. calupict said:

    Masalah kesatuan wilayah juga. Kalau ke IMF dan WB kan posisi tawar Indonesia bisa dibilang enggak begitu kuat. Kalau Maluku rasanya lebih mudah untuk ‘diatur’.

  17. anggara said:

    @nenda
    saya sih melihatnya simpel, sepanjang tidak mengadakan pemberontakan bersenjata ya biarkan saja

  18. soank said:

    Sekarang coba kita lihat lebih jernih. Terlepas dari makar atau bukan, saya lebih sepakat dengan pertanyaan Bung Sandynata. Kenapa bisa kecolongan? Bukankah protokoler kunjungan presiden begitu ketat? Bagaimana bisa, lebih dari seperempat ratus orang bisa dengan santai masuk ke stadion yang dijaga ketat, dan anehnya lagi, mereka dengan santai menari-nari tanpa ada usaha penertiban. Padahal sudah jelas, tarian cakalele itu di luar jadwal acara.
    Saya lebih suka menganut teori konspirasi. Besar dugaan kejadian itu by design. Ada agenda setting. Ada semacam Wage the Dog. Semua orang dialihkan pada isu lain yang potensial mengusik nasionalisme rakyat yang rata-rata masih sempit. Bukankah ada isu lain yang lebih besar seperti Korupsi DKP, interpelasi Iran, Perpres DNI yang sedang menjadi persoalan di negeri ini?
    Badan Intelijen Nasional (BIN) saya kira turut bertanggung jawab dengan kejadian ini. Mereka adalah alat politik pemerintah yang sangat mungkin mendesin sebuah kejadian di negeri ini.
    Ayo kita berpikir jernih, nasionalisme itu sangat rentan disetir oleh segelintir penguasa. Dinginkan kepala cepat-cepat sebelum panas gara-gara sesuatu yang imajiner: NASIONALISME.

  19. OM OPM said:

    Kalau orang Maluku ditaya apakah bangkah menjadi manusia Indonesia…? Jawabannya tidak dong Orang Maluku
    bukan keturunan Indonesia Jawa, tetapi adalah orang Maluku keturunan “MELENESIA”. TIDAK SAMA DONG DENGAN ORANG INDONESIA, Tepy orang Indonesia dengan tepy orang Maluku kan gak sama, jadi jangan kita orang Maluku dipaksakan menjadi orang Indonesia. Bangsa tempe tidak akan sama dengan bangsa sagu.

    Kalau kita orang Maluku dipaksakan menjadi Orang Indonesia, berarti penjajahan terselubung RI sedang dimainkan terhadap orang Maluku. Kita orang Maluku bukan keturunan Indonesia Jawa, Orang Maluku adalah kebangsaan ALIFURU bukan kebangsaan RI Jawa.

  20. anggara said:

    @soank
    terima kasih atas komentarnya

    @om opm
    Saya nggak ngerti kemana Indonesia harus diasosiasikan dengan Jawa. Menurut saya, pernyataan anda sangat rasis.

  21. Yari NK said:

    @om opm

    sebelumnya saya mohon maaf sama kang Anggara yg punya blog ini, sebabnya saya tak tahan untuk tdk ikut nimbrung masalah ini, dan karena ini pertanyaan dari saya, saya perlu melakukan klarifikasi sedikit.
    Kalau memang anda sbg org Maluku mengatakan bahwa anda tidak bangga dan tidak sama dengan orang Indonesia (Jawa??) maka itu adalah hak anda dan itu saya hormati. Namun yg bikin saya ‘tertawa geli’ adalah alasan saudara yg mendasari pernyataan saudara tersebut. Di zaman modern ini batas2 negara (terutama negara2 yg modern) tidak lagi berdasarkan keturunan atau ras. Contoh: Di daerah Alsace-Lorraine di Perancis Timur, mayoritas penduduk yg tinggal di sana adalah orang Jerman, namun orang2 Jerman di sana tidak ingin memisahkan diri dari Perancis karena mereka merasakan ‘puas’ dengan status mereka sbg WN Perancis dan merasa tidak perlu untuk bergabung dengan Jerman. Begitu pula dengan daerah Sudetenland di Rep. Ceska (Ceko) yang juga penduduknya mayoritas keturunan Jerman merasa tidak perlu juga untuk memisahkan diri dari Rep. Ceska. Begitupula dengan Swiss yg penduduknya campuran antara orang2 Jerman, Perancis dan Italia mereka tetap bergabung dalam konfederasi Swiss. Ini menunjukkan bahwa batas2 suatu negara tdk lagi hanya ditemtukan oleh faktor keturunan.

    Jadi alasan pemisahan dengan alasan perbedaan bangsa tempe dan bangsa sagu sangatlah menggelikan. Mana pernah orang2 Jerman di Alsace-Lorraine mempersalahkan antara bangsa ratatouille dan bangsa sauerkraut. Ok! Mudah2an mengerti ya? Hehehe… anyway tempe jauh lebih bergizi daripada sagu, tempe kaya dengan protein yang komplit asam amino esensialnya, sedangkan sagu hanya kaya karbohidrat tapi sangat miskin protein. Ok? 😛

  22. Om OPM said:

    Yang merampok Papua dan maluk dan dipaksakan untuk menjadi NKRI Jawa adalah Soekarno CS, dari RIS dijadikan RI ini gaya permpokan dari RI Jawa terhadap daerah jajahannya.

    Hak kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa didunia, oleh sebab itu penduk penjajahan terselubung NKRI di papua dan Maluku harus ditendang keluar.

  23. anggara said:

    @om opm
    sekali lagi menurut saya anda sudah berpikir sangat rasis dengan mengaitkan RI dengan Jawa. Saya sepakat kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tapi tidak tahukah anda bahwa setidaknya ada bangsa yang terjajah oleh orang eropa di tanahnya sendiri?

  24. MALUKU & PAPUA MERDEKAAA!!!

    KATONG SENG BANGSA INDONESIA, KATONG BANGSA MELANESIA!!!

    VIVA TIMOR LOROSAE!!

  25. anggara said:

    @benjamin
    terima kasih atas komentarnya

  26. Om OPM said:

    Untuk Yari NK anda sudah membaca ;

    150 benderah “Merah Putih”diturutkan di Aceh lalu dibakar dan mengapa hal ini terjadi ? ini menandakan rakyat Aceh tidak sudi dalam lingkaran setan NKRI.

    Sedangkan mereka sesama muslim dengan RI Jawa tetapi Aceh gak mau dalam kekuasaan setan NKRI, karena mereka gak mau ditipu terusan dengan NKRI pusat Jawa yang sukah
    membantai rakyat Aceh dan merampok kekayaan Aceh ini kenyataan selama Aceh dalam lingkaran si jahad dari pemerintahan RI Jawa.

  27. anggara said:

    @Om OPM
    anda ini rasis sekali yaa *geram mode on* kalau buat argumentasi jangan argumen yang rasis

  28. toni 131251 said:

    aku tetep dukung Indonesia yang dulu, yang sangat menghargai pahlawannya

  29. anggara said:

    @toni
    terima kasih atas komentarnya 🙂

  30. Om OPM said:

    Untuk Anggara;
    Mengapa selalu saya katakan Wong Jowo sampai dikatakan sara Rasis dalam komentar saya tapi ini memang kenyataannya, semua pimimpin bangsa ini kan Wong Jowo TNI nya kebanyakn Wong Jowo yang sudah banyak membantai rakyat Aceh, Papua, dan Maluku kenyataan saya lihat pada saat kerusuhan di Maluku laskar jihad dari Jawa masuk ke Maluku dengan alasan kerja sosial, ternyata semua merampok harta Maluku. Bisa tayakan ke Ambon dimesjid Alfatah Ambon berapa conteiner mayat laskar jihad dibuang kelaut ? yang datang merusuh ke maluku kan semua dari pulau Jawa ? selama dalam kekuasaan orde baru (Golkar) mantan Soeharto dan TNI Wong Jowo dan konco-konconya banyak membuat agenda kerusuhan dimana-mana didalangi oleh jenderal Wong Jowo karena….? rakus kedudukan, rakus harta dunia mereka-mereka inilah yang sengsarahkan rakyat Indinesia siapa yang buat itu ? semuanya alias Wong Jowo sdr harus terima itu kalau sampai saya menyebut Wong Jowo karena banyak garam dunia Wong Jowo sampai menjadi Rasis keadaan tindakan brutal dari politik busuk Wong Jowo ini. Jadi taktik politik busuk dari keturunan Wong Jowo ini, Aceh, Papua, Maluku tahu persis kebiadaban pemerintahan Wong Jowo ini.

    Ada istilah Di Maluku,Papua, dan Aceh mengatakan begini : Jika TNI dari Wong Jowo masuk kedaerah ini ; mereka katakan, PERAMPOK DARI WONG JOWO SUDAH MASUK…HATI-HATI DENGAN MEREKA. Selamat menikmati dan merenungkan komentar orang Rasis ini…ini kenyataan dilapangan.

  31. anggara said:

    @om opm
    kalau anda benci dengan orang jawa itu hak anda, tapi mengaitkan dengan pernyataan “Indonesia Jawa” menurut saya itu yang rasis. apakah semua orang jawa sedemikian kejamnya, jangan lupa banyak pimpinan LSM yang juga orang jawa loh, begitu juga pimpinan serikat-serikat buruh yang radikal.
    Salam

  32. Om OPM said:

    Untuk membuktikana bahwa Wong Jowo itu jahat atau baik dengan permainan politiknya selama dalam kekuasaan Ordebaru (Golkar) selama 32 tahun dalam kekuasaan Mantan Haji Soeharto sudah berapa banyak Soeharto membunuh bangsanya ? Sdr kan tahu tentang sejarah penghianatan Wong Jowo ini Soeharto dengan TNI kedeta tentang pengambilan kekuasaan Soekarno dengan permainan busuk Soeharto wong Jowo telah membunuh tuju Jenderal, dan membantai berapa ribu Wong Jowo gara-gara kekuasaan ingin menjadi preseden kedua RI dan setelah melakukan perampokan dan pembodohan kepada semua anak bangsa kan ini semua dari Wong Jowo. Membuat kerusuhan semua didalangi oleh Jenderal Wong Jowo yang rakus kedudukan dan harta dunia yang jadi korban kan rakyat sendiri.

    Memang rakyat wong Jowo ini menyuakai pemimpin yang jahat, Yang merampok kekayaan Aceh,Maluku dan Papua siapa …? kan mereka yang datang dari keturunan Wong Jowo yang membuat kerusuhan dimana-mana didalangi oleh siapa…? peristiwa bulan Mei di Jakarta perkosaan China dengan teriakan Allahuakbaaar dimana-mana semua nya muka-muka Wong Jowo yang didalangi oleh Jenderal Wibowo dan Wiranto semuanyakan jenderal Wong Jowo.

    Oleh sebab itu pepata mengatakan : Setitik Nila Rusaklah Susu sebelaga, Inilah istilah bagi Wong Jowo. Kita tidak dapat lari dari kenyataan tentang tingkah laku elite Wong Jowo ini, demi kekuasaan rakyatnya bisa sewaktu-waktu dibantai kan mereka semuanya ini seperti cerita wayang Parayuda tidak segan-segan mereka membuat isu untuk satu tujuan
    dengan permainan isu propaganda yang dibuat oleh Wong Jowo ini untuk membantai rakyatnya sendiri.
    Isu G30S yang dimainkan oleh Jenderal Wong Jowo untuk merebut kekuasaan dengan tipuan surat supersmar kekuasaan berbinda tangan kepada Haji Soeharto yang gila kedudukan setelah itu merampok dan membunuh. Siapa yang buat itu ??? semuanya keturunan rakus Wong Jowo ini dengan jenderal RI Wong Jowo.

  33. anggara said:

    @om opm
    ketik c spasi d cape deh 👿

  34. anggara said:

    @om opm
    maaf ya, saya ndak bisa menampilkan kembali komentar anda yang rasis itu. Salam

  35. laskar cinta indonesia said:

    Buat Om OPM ose jang banyak bicara sa..?
    yang buat suku ose senk maju ya dari suku ose sendiri suku sagu..
    malas bekerja tpi mau kaya dan makmur…
    coba ose lihat sendiri mana ada orang dari suku ose yang mau jadi tukang beca atau sayur di daerah ose klo pun ada sedikit…tanya knapa?
    krna orang suku sagu banyak tingkah..gensi tinggi..pemalas lay…
    jadi ose jang banyal bicara…parlente samua tu..

  36. Edeck said:

    Kalian tidak merasakan…
    Kalian tidak melihat…
    Kalian tidak pernah menangis karena tanah kalian disiram dengan darah…
    Kalian tidak pernah terlelap di dalam jutaan peluru…
    Kalian tidak pernah mencium asap amunisi…
    Kalian tidak pernah lapar karena panasnya laras senjata…
    Kalian tidak pernah secara terpaksa harus mengangkat senjata…
    Kalian tidak pernah hidup dalam ancaman kematian terberat…

    jadi…

    jangan menjadi orang yang banyak bicara saat kalian makan dan minum dalam kemewahan, tidur dalam empuknya kasur…

    MALUKU VOOR MALUKU
    MENA MOERIA!
    Viva West Melanesia…!!!

    • anggara said:

      @edeck
      terima kasih atas pendapatnya

  37. Mr.Nunusaku said:

    Pengibaran bendera RMS untuk menyatakaan bagi Indonesia RI Jawa, bahwa RMS masih hidup sampai saat ini. Walupun berjuangan ditindas dengan kekuatan TNI RI Jawa itu sudah resiko yang harus diterima dalam perjuangan RMS.

    Walupun ditindas dengan kekuatan apapun…? ternyata RMS tetap hidup, walupun segelincir orang dalam perjuangan RMS di Maluku….tetap mereka hidup sampai saat ini walupun tetap dijajah oleh penjajahan RI Jawa yang sukah merampok kekyaan anak-anak daerah Papua dan Maluku…..RMS tetap hidup sampai saat ini.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: