Jangan Asal Copy-Paste
Beberapa hari yang lalu ada yang iseng masuk ke dalam fasilitas meebo dan sayangnya dia tidak memperkenalkan diri. Dia bertanya kenapa dalam Kode Etik Blog yang saya pasang hanya menyatakan
“Blog Anggara Online mengakui, menghormati, dan menghargai hasil karya cipta dari para pemilik blog berkebangsaan Indonesia“
Dia bertanya kenapa dari orang berlatar belakang hukum malah tidak menghormati HKI dari orang lain yang beda kewarganegaraan.
Dengan susah payah saya jelaskan, bahwa ini adalah posisi politik saya dalam memandang persoalan HKI dan bukan posisi hukum saya.
Jelasnya secara politik saya memandang bahwa persoalan HKI yang dibawa oleh negara2 di Amerika dan Eropa sana bukanlah sesuatu yang harus sangat dilindungi. Syahdan ada saat ketika bangsa Amerika Serikat menyatakan hak cipta hanya berlaku bagi buku yang di terbitkan di Amerika Serikat. Saya pikir langkah Peoples Republic of China patut ditiru, mereka tidak takut dengan ancaman HKI.
Posisi hukum saya jelas bahwa saya mendukung perlindungan terhadap HKI. Namun untuk sementara ini saya hanya mau mengakui HKI kalau itu terkait dengan produk Indonesia. Selain produk Indonesia, no way
Posisi hukum saya jelas bahwa saya mendukung perlindungan terhadap HKI. Namun untuk sementara ini saya hanya mau mengakui HKI kalau itu terkait dengan produk Indonesia. Selain produk Indonesia, no way
berarti pak anggara pake windos glodog?
*ngambil kesimpulan prematur*
@ Luthfi
Alhamdulillah, saya nggak pakai windows glodok, karena nggak punya komputer…he…he…he…(maklum belum bisa beli komputer) dan saya lebih tertarik menggunakan open source dibandingkan yang harus pakai lisensi
Kalau bukan kita siapa lagi?
Seperti slogannya India dulu waktu mahatma ghandi. Cintai produk dalam negeri. Akhirnya bajajpun menjadi primadona dinegeri sendiri. Walaupun kualitasnya lebih buruk dibanding mobil buatan luar, tapi mereka bangga. Seharusnya kita mencontohnya
bener…bener…kapan lagi eksistensi kita diakui.
HKI itu memang paling sulit didiskusikan. Akar konseptualnya juga ga terlalu jelas. Para pemikir HKI bilang, bahwa mereka mendapatkan input konseptualnya dari John Locke. Padahal, John Locke ngomong mengenai hak milik yang bersifat material, jadi bisa dipegang, dilihat, dicium, dan sebagainya.
Sementara, HKi itu berkenaan dengan benda yang tidak terlihat, yakni pikiran,… yah jadi makin ribet persoalannya.
Ada teman yang sedang membuat tesis tentang hal ini. Dia sendiri kebingungan… akhirnya, ia memilih untuk mengkritk para ahli HKI yang mengasalkan pemikiran mereka pada Locke.
Locke, seorang filsuf politik ternama, bapak liberalisme, tentu akan menolak HAKI..
akan tetapi, bukankah HKI ini tetap diperlukan toh? Apalagi untuk konteks INdonesia
Saya bingung nih! Hehehe…. Ini masalah HKI apa masalah produk dalam negeri? 😀 Kalau saya pribadi sih, saya akan menghormati HKI dari negeri mana juga, soalnya kalau karya kita mau dihargai orang lain tentu kira harus juga menghormati karya orang lain. Ini bukan pandangan politik atau pandangan hukum saya, tetapi pandangan dari hati nurani saya (hari gini masih ngomong tentang hati nurani! hehehe!…). Kalau sekarang saya pakai Windows bajakan itu karena saya memang sekarang nggak mampu beli Windows yg asli (jujur dan polos!), kalau saya punya duit banyak seperti Bill Gates ya saya malu lah beli Windows bajakan. Kecuali kalau sekarang ada Winskin, WINdows edisi untuk orang miSKIN pasti saya beli deh (haaalaaah…. disamain beras raskin kali !!… hehehe….). Meskipun saya juga kadang2 sebel kalau menemukan harga software yg lebih mahal dari hardware, nggak habis pikir! Pantesan Bill Gates, biarpun produknya banyak dibajak dia tetep orang yang paling kaya di muka bumi ini. Sebel deh! (Sebel apa sirik nih??)
Mengenai posisi politik kang Anggara ya kita semua harus menghargainya juga dong. Tapi kang Anggara, jangan mau diobok2 sama politikus! Politikus dari bangsa, agama atau negara manapun juga rese, biang kekacauan, mengatasanamakan agama dan negara padahal buat kepentingannya sendiri dan segelintir pengikutnya! Lihat aja di Timur Tengah, semua kekacauan sumbernya dari politikus! Pakai bawa-bawa isu agama lagi! Mangkannya ayo kita semua bersatu jangan mau diobok2 sama politikus2 murahan yg punya ‘agenda tersembunyi’!
Walaaah… ngomong apa saya ini…. lagi error nih… hehehe… ya udah deh pokoknya saya pribadi saya melihat masalah HKI ini dilihat dari hati nurani, saya kira posisinya lebih tinggi daripada posisi hukum apalagi politik, walaupun sebagai manusia, saya sering juga terbawa emosi yg pada akhirnya membawa saya pada sudut yg bias!
@ mppijaya, agam, peyek, reza, dan yari
betul, masalah HKI jangan sampai membuat bangsa kita loyo dan nggak mampu menanggulangi
@ #6, “Locke, seorang filsuf politik ternama, bapak liberalisme, tentu akan menolak HAKI..”
begitukah? Liberalisme berbasis pada kebebasan individual, dan individu bisa bebas jika hak pemilikan individualnya terlindungi…Jadi saya ragu bila Locke akan menolak HAKI.
Pikiran juga bisa dilihat, didengar dan dirasakan. Karena mainfestasinya bisa dalam bentuk buku, CD/DVD/kaset. Bila menisbatkan bahwa HAKI harus berbasis pada John Locke, ya tentu tidak pas. Tapi jika sekedar mengandaikan bahwa penghormatan pada perlindungan pada hak milik individu (property rights) berasal muasal pada pemikiran Locke, saya rasa tidak ada salahnya.
Mungkin masalahnya adalah HAKI yang menjadi over-rated dan over-priced itu, seperti mahalnya software Windows.
@ phillips
Terima kasih atas pendapatnya. Saya sendiri menghormati hak milik individual, namun dalam beberapa hal, saya tidak sepakat kalau hak milik tersebut malah mengambat kemajuan dan peradaban dari umat manusia. Terutama dari kelompok negara-negara miskin
Menarik banget nich…. Jadi senyum senyum saya….. pengen ngikut juga kayaknya 🙂
@suluh
ngikut apa nih?
oo.. gitu ya?
@sandy
ya gini pak….:)
saya setuju dgn RRC. dari dulu mereka tak takut segala ancaman ancemon ancemun dari Negara lain. akhirnya ? sekarang ekonomi mereka bukan cuma diperhitungkan, tapi mulai memasuki tahap menuju besar. meniru ? mungkin, tp mereka mengembangkannya.
@telmark
betul