Musibah
Minggu pagi kemarin, saya mendapat telp dari bude saya yang mengabarkan ayah saya terkena musibah kecelakaan. Saya kaget dan shock mendengarnya, akan tetapi “ternyata” ayah saya mendapat imbas kecelakaan dari orang lain.
Jadi ceritanya (versi ayah saya + koran memorandum + radar surabaya), ayah dan ibu saya mengendarai mobil dari Malang ke Surabaya. Di Krian ada truk yang berlawanan arah dan pada saat yang bersamaan ada sepeda motor yang dikendarai 3 orang (ayah (M. Akadir), ibu (Titik Rahmawati), dan anak (Arjun)) hendak mendahului truk tersebut. Namun ternyata sepeda motor tersebut terserempet (atau menyerempet?) truk tersebut dan jatuh ke kanan serta mengenai mobil ayah saya. Istri dan anak yang berumur 6 tahun tersebut langsung meninggal dunia, dan si ayah masih dalam kondisi kritis di RS Dr. Soetomo Surabaya. Truknya sendiri langsung melarikan diri seketika
Saat itu saya langung berangkat menemui ayah saya ke surabaya naik pesawat Merpati. Setiba di Sidoarjo, saya menemui pak polisi yang ada disana bertanya semua hal dan ke ayah saya. Tadinya ayah tidak diperbolehkan pulang hingga senin. Namun saya berusaha menjelaskan posisi dan alasan kenapa tidak perlu ditahan (sebagai gambaran ayah saya berumur 61 tahun dan harus minum obat setiap hari). Pak polisi tersebut menolak, ya sudah saya biarkan saja pada saat itu.
Lalu, menjelang Isya atau setelah Isya, Pak Polisi tersebut membolehkan ayah saya pulang, dan kamipun pulang ke Surabaya. Dan kami sempat bercerita di dalam Taksi tentang kejadian yang dialami oleh ayah saya tersebut.
Singkat cerita, saya pagi menemui keluarga korban yang meninggal dan berdiskusi untuk penyelesaian yang terbaik dan setelah itu saya menengok yang kondisi dari M. AKadir. Dokter yang merawatnya menyatakan harapan hidupnya tipis meski sudah dioperasi. Setelah mendengar keterangan tersebut, saya bertemu dengan keluarganya M. Akadir, dan kembali berdiskusi lagi. Namun, sayangnya tidak ada yang punya otoritas saat itu. Saya kembali ke rumah keluarga Ibu Titik dan bertemu keluarganya.
Saat ini saya masih berusaha keras, meski dari sisi hukum kesalahan itu tidak 100% kesalahan ayah saya, namun nampaknya keluarga korban masih menganggap kematian itu disebabkan oleh ayah saya. Mohon doakan saya yaa
Ikut prihatin Pak, mudah-mudahan diberikan jalan keluar yang baik.
ikut prihatin mas anggara, semoga segala sesuatunya dapat diselesaikan dengan baik.
ikut prihatin mas
ya nama nya juga musibah..kita tahu kapan datanganya
terlebih jika musibah itu bukan karena kesalahan kita
so yang sabar n tabah y
Semoga tetap sabar dan tawakal serta diberi jalan keluar yang baik buat semua pihak.
Smoga masalahnya dapat terselesaikan dgn baik.*turut mendoakan*
Semoga masalahnya cepat selesai. Btw, sopir truknya gimana keadaannya? Diamankan juga enggak?
Ikut Prihatin Mas. Semoga masalahnya cepat kelar dengan baik
Sorry mas baru liat blog, turut prihatin,
ini saran/pendapat saya :
1. Segi kesalahan kalau saya lihat di hukum lalu lintas/UU no14 yo psl 359 kuhp memang disebutkan karena “kelalaian” jadi pembuktian “perbuatan melawan hukum” nya gampang sekali….. jadi memang sangat tergantung pada petugas “pembuat sketsa” yang melihat di TKP dan berdasarkan saksi – saksi, itu merupakan alat bukti paling kuat dalam sidang ….. (kalau sidang dilakukan tentunya).
2. Ganti rugi ? sebenarnya kan sudah ada Jasa Raharja ? ngapain lagi ? begini….. memang jasa raharja itu keluar dananya setelah ada bukti bahwa perkara itu “naik sidang”.
3. Saya mengerti sekali bahwa posisi orang tua mas “sangat terjepit”, dan sepertinya karena tidak ada tersangka lain, semuanya dilimpahkan ke orang tua mas, *inilah jeleknya pasal 359 Kuhp, pasti ada saja perbuatan melawan hukum yang bisa diangkat pendukung faktor kesalahan, misalnya jarak antar kendaraan itu perdasarkan UU adalah 10 m, ini bisa juga diangkat sebagi perbuatan “lalai”..*
4. Tapi ada peraturan tidak tertulis bagi kasus – kasus kecelakaan lalu lintas, faktor “adat ketimuran” masih bisa diterima sebagai “alternatif penyelesaian, selain cara hukum”
5. Mudah 2x mas dan keluarga tetap tabah dan ada jalan keluar yang terbaik.
thanks
salam dari Africa
semoga dikuatkan ya mas….o iya…supir truknya bagaimana mas ? kabur apa ditahan juga….
saya turut prihatin atas musibah yg sedang dihadapi, semoga cepat terselesaikan dengan solusi yg paling baik
@dear all
Terima kasih untuk perhatiannya, dan saya merasa tidak sendiri karena dukungan dari teman2 semua. Dan khususnya bang reinhard yang sudah memberikan opininya
Sebenarnya saya sudah menyadari sejak semula, tentang apa yang dikuatirkan oleh bang reinhard. Meski saya yakin tidak ada unsur kelalaian apalagi kesengajaan dalam kasus ini, namun bukan tidak mungkin ada faktor ”x” yang menyertainya dan ini yang selalu saya ingin saya hindarkan sejak semula saya mendengar terjadinya kasus ini. Kenapa saya berkata tidak ada kesengajaan dan/atau kelalaian, jika saya melihat kondisi motor dan mobil yang dikendarai oleh ayah saya, ataupun dari pemberitaan dari Radar Surabaya tentang kasus ini, maka saya yakin tidak masuk unsur Pasal 359 KUHP.
Namun sebagai seorang advokat yang baik, tentunya saya harus menyiapkan banyak hal dari sisi hukum mulai surat kuasa hingga ke permohonan penangguhan/pengalihan penahanan. Dari pemeriksaan barang bukti hingga ke pencarian saksi yang mungkin melihat kejadian tersebut
Selain persiapan secara hukum, saya juga menyiapkan hal lain terkait adat ketimuran, seperti menguruskan askeskin, karena masih ada yang hidup saat itu dan dirawat di RSUD Dr. Soetomo, dan juga menyiapkan berbagai skema perundingan penyelesaian dengan para keluarga korban tersebut. Meski akhirnya yang hidup harus meninggal pula, namun setidaknya beban biaya rumah sakit yang sungguh amat berat bagai keluarga yang ditinggalkannya telah hilang pula.
Hanya saya memang agak kesal, karena pelaku sesungguhnya, si pengemudi truk tersebut, malah melarikan diri sesaat setelah peristiwa tersebut terjadi. Dari kasus ini, ketiga korban akhirnya meninggal dunia, meski saya yakin bahwa ayah saya tidak terlibat secara langsung dengan meninggalnya ketiga orang tersebut, namun saya tetap menyesalkan dan prihatin dengan peristiwa yang mencabut nyawa para anak negeri itu. Suatu peringatan tersendiri untuk saya sebagai pengendara motor untuk selalu berhati-hati di jalan.
Dan semua yang telah memberikan doa dan dukungan terutama bagi ayah saya, saya ucapkan terima kasih.
ikut berdoa buat mas anggara sekeluarga.
@nindityo
terima kasih mas