Telepon Umum


Ah, telepon umum ya, sekedar mengenang saja. Kalau anda satu generasi sama saya, tentu mengalami masa antri telepon umum. Pertama kali saya pakai, seingat saya sih waktu sekolah di Dilli. Saat itu di Dilli cukup banyak telepon umum koin bertebaran, meski kadang ada juga yg rusak. Tapi telepon itu sungguh membantu saya berkomunikasi dengan rumah atau dengan teman – teman saya, termasuk berusaha menarik perhatian lawan jenis hehehehehe.

Saat di Medan, saya mulai mengenal telepon umum kartu, meski saat itu mulai banyak orang menggunakan pager, tapi saya mulai menggunakan telepon umum kartu selain koin yang masih cukup terkenal.

Masa penggunaan telepon umum, setidaknya masih terjadi sampai saya masuk SMU, ponsel masih barang mewah saat itu. Sampai saya kuliah saya masih menggunakan telepon umum. Saya juga salah satu pelanggan wartel. Saya malah bisa mengidentifikasi mana wartel yang tarifnya wajar, mana yang tarifnya argo kuda hehehehehe

Sayang ya, sekarang malah jarang ketemu telepon umum, mungkin karena harga ponsel semakin murah kali ya. Wartel juga mulai sulit ditemui. Padahal mungkin masih ada orang yang butuh menelpon menggunakan fasilitas telepon umum, terutama yang koin

Advertisement
12 comments
  1. sibair said:

    Iya saya bahkan susah menemukan di Surabaya… mau di foto.. ๐Ÿ˜€ tapi gak nemu..

  2. Masih ada kok di beberapa spot, masih dipajang walaupun sepi pengguna..
    Tapi jadi estetika kota, membuat kita tidak lupa bahwa dulu ada telepon umum

  3. y5h4r said:

    iya,kalaupun ada tidak terurus(tdk terpakai).

  4. Telepon umum tinggal kenangan, tapi masih ada tuh samping rumah. O,ya, selamat ya Blognya masuk nominasi The BOBs

  5. Yari NK said:

    Bukan hanya hapenya makin murah, tapi juga kini sinyal hape sudah sampai ke pelosok2 desa dan yang penting tarifnya makin murah juga apalagi jika menelpon sesama jenis operator. Bahkan banyak tarif wartel yang justru lebih mahal daripada nelepon lewat hp, ya gimana ga mau gulung tikar. Bahkan pembantu aja sekarang udah punya hape. Yang belom punya hape atau pulsanya cekak biasanya minjem temennya terus ngebayar sesuai dengan pulsa yang digunakan. Asal jangan hapenya iPh*ne atau BB tapi ga punya pulsa aja. Aneh bin ajaib! :mrgreen:

    Tapi saya setuju, kalau telepon umum harus selalu ada karena jikalau keadaan darurat dan kebetulan hape lagi ga bisa dipakai (bagi yg hapenya cuma 1), maka telepon umum akan sangat berjasa.

  6. Deny Setiyadi said:

    Waktu kelas 2 SD saya pertama dan terakhir kali saya menggunakan Telepon Umum. Tapi sekarang saya tidak pernah lagi melihat wartel.

  7. Bahkan dulu waktu saya masih kecil, saya ingat sekali bahwa sekali-sekali saya diajak oleh ibu saya untuk pergi ke kantor telepon untuk menelpon

  8. dani said:

    terpakai juga kali yayay sih tergantung orang ya kali ya sih ya

  9. lagian klo pun masi ada yang tersisa, biasanya dah pada rusak juga mas.. banyak tangan2 usil dan jahil..

  10. sufehmi said:

    Hahahaha saya lihatkan telpon umum di sebuah mall ke anak saya, bengong dia – “apa itu papa?” *gdubrak* ๐Ÿ˜€

  11. Saya sih ambil sisi positifnya. Dulu waktu masih banyak telepon umum saya sering prihatin melihat kondisinya. Rusak, dicoret2 dan sebagainya. Sekarang dengan jarang/tidak adanya telepon umum setidaknya mengurangi salah satu keprihatinan saya hehehe ๐Ÿ™‚

  12. Lala said:

    Saya g perna make telepon umum sekali pun
    Hahhaha ๐Ÿ˜€

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: