Mau Jadi Apa?
Mau jadi apa sih loe? Tetiba ada seorang teman yg bertanya gitu, saat tahu status saya yg bener – bener jadi Pengacara alias “pengangguran banyak acara” sejak awal Mei kemarin.
Saya ya cuma bisa diam, karena nggak tahu mau jawab apa. Dari dulu saya memang nggak pernah punya rencana mau apa ke depan, lebih banyak berfokus akan apa yang bisa dilakukan sekarang, ketimbang mikirin apa yg akan terjadi ke depan.
Soal masa depan, biarkan saja Tuhan yg menentukan, begitu sih yg biasa dipikirin. Tapi temen saya ini protes, katanya hidup harus punya ambisi dan tujuan.
Saya hanya senyum aja mendengar protesnya, karena terus terang saya sendiri nggak punya ambisi apapun mau jadi apa kedepan. Soal jabatan, kekayaan, pengaruh dll itu no kesekian bahkan buat saya malah nggak penting penting amat. Saya sendiri sih lebih baik mengerjakan apa yg saya suka meski ya dr sisi ekonomis mungkin nggak akan membuat saya bisa beli Mercedez Benz hehehehehe….
Dalam banyak hal, saya malah cenderung menghindari konflik, lebih baik mengalah dan membiarkan waktu dan sejarah yang menjawabnya. Apalagi kalau konfliknya lebih karena ada orang yg menginginkan posisi tertentu dalam suatu organisasi. Lah, lagian kadang saya mikir, bukannya memegang jabatan itu amanah dan bukan sesuatu yg harus diperebutkan?
Rencana? Jangan tanya soal rencana, saya orang yg buruk kalau membuat rencana bahkan untuk diri saya pribadi. Seperti yg sudah dijelaskan di atas, lah saya cuma fokus ke apa yg ada hari ini koq, bukan apa yg ada di hari depan.
Buruk? Mungkin iya, tapi saya suka melewati hidup saya dengan cara yg saya sukai sih ya.
Gimana dengan kamu?
kemarin adalah jejak anda , hari ini adalah langkah anda , dan besok adalah tujuan anda 🙂
Tidak ada salahnya kalau memang berpikiran seperti itu
Tapi, alangkah baiknya kalau setiap orang itu punya daftar tertentu yang ingin dicapai dalam hidupnya.
Bukankah baiknya begitu??
aku sih, jalani aja deh apa yang bisa kujalani. yang aku gak bisa, ya minggir 🙂