Vredeburg
Berjalan-jalan di kota Jogja, telah melabuhkan saya ke salah satu Museum, yaitu benteng peninggalan Belanda, Benteng Vredeburg. Benteng yang terletak persis di hadapan Gedung Agung tersebut masih menyisakan aroma kolonialisme yang pernah bercokol di Indonesia
Masuk melalui pintu depan, saya membayar tiket yang besarnya Rp. 750,00. Dalam hati saya berujar, dengan tiket semurah ini, apa ya cukup mendanai operasional Museum ini yaa?
Lalu saya melihat sekeliling Museum tersebut, sayang ada beberapa hal yang menurut saya penting justru terlewat. Museum ini terlampau banyak diorama yang menurut saya justru tidak menampilkan roh dari Benteng ini.
Beberapa penjelasan dari benteng inipun tidak dapat membantu saya dalam mereka ulang kegiatan apa yang terjadi di Benteng ini. Saya sih berpendapat seharusnya Benteng ini dapat bercerita tentang dirinya sendiri.
Seperti misalnya, di Benteng tersebut ada ruang tahanan, tetapi tidak ada penjelasan tentang siapa saja yang pernah menghuni tahanan tersebut, dan terkena kasus apa, makanan apa yang disajikan untuk para tahanan, serta baju yang dipakai oleh para tahanan. Padahal ada beberapa pejuang kemerdekaan Republik ini yang pernah ditahan disana, Mohammad Yamin dan Tan Malaka.
Di ruang storage juga sama, tidak penjelasan tentang makanan apa yang pernah dimasak disana, dan memakai peralatan apa ketika makanan dibuat dan alat untuk menyajikan makanan.
Banyak penjelasan yang menurut saya seharusnya ada, malah tidak ada, karena yang ditampilkan lebih banyak diorama perjuangan kemerdekaan yang pada umumnya tidak ada keterkaitan langsung dengan benteng Vredeburg ini, kecuali keterkaitan dengan Jogjakarta pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Foto-foto nanti saya aplot ya berikut penjelasannya
Informasi terkait lainnya silahkan klik disini, disini dan disini
Salam Mas,
Lama ngga mampir.
Iya bener tuh, info id benteng ini kurang banget ya…
@aki
bener ki, jadi rada kecewa saya